
Kecelakaan merujuk kepada peristiwa yang terjadi secara tidak sengaja. Sebagai contoh kecelakaan lalu lintas, kecelakaan tertusuk benda tajam dan sebagainya. Secara teknis, “kecelakaan” tidak termasuk dalam kejadian yang disebabkan oleh kesalahan seseorang, contohnya jika dia lengah dan gagal mengambil langkah berjaga-jaga.
Jika yang akan terjadi diketahui akibat kelengahannya, peristiwa itu bukanlah “kecelakaan” pada peringkat itu, dan orang yang lengah tersebut harus bertanggung jawab atas kerugian dan kecelakaan orang lain. Dalam “kecelakaan” yang sebenarnya, tak satupun pihak yang dapat dipersalahkan, karena peristiwa tersebut tidak dapat diperkirakan atau kemungkinan terjadinya amat rendah. Contohnya, seorang ahli farmasi salah memberi label obat dan pasien yang memakannya keracunan.
Jenis jenis bahaya yang sering menimbulkan kecelakaan dalam laboratorium kimia :
Keracunan
Keracunan sebagai akibat penyerapan bahan-bahan kimia beracun atau toksik, seperti ammonia, karbon monoksida, benzene, kloroform, dsb. Keracunan bisa berakibat fatal maupun gangguan kesehatan. Yang paling akhir yaitu yang lebih sering terjadi baik yang dapat di ketahui dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Dampak jangka panjang seperti pada penyakit hati, kanker, dan asbestois, yaitu akibat akumulasi penyerapan bahan kimia toksik dalam jumlah kecil namun terus-menerus.
Iritasi
Iritasi sebagai akibat kontak bahan kimia korosif seperti asam sulfat, asamklorida, natrium hidroksida, gas klor, dsb. Iritasi bisa berbentuk luka atau peradangan pada kulit, saluran pernafasan dan mata.
Kebakaran dan Luka Bakar
Kebakaran dan luka baker sebagai akibat kurang hati-hati dalam menangani pelarut-pelarut organik yang mudah terbakar seperti eter, aseton, alcohol, dsb. Hal yang sama bisa disebabkan oleh peledakan bahan-bahan reaktif seperti peroksida dan perklorat.
Luka Kulit
Luka kulit sebagai akibat bekerja dengan gelas atau kaca. Luka sering terjadi padatangan atau mata karena pecahan kaca.
Bahaya lainnya
Seperti sengatan listrik, keterpaan pada radiasi sinar spesifik dan pencemaran lingkungan. Jadi jelas bahwa laboratorium kimia mengandung banyak potensi bahaya, namun potensi bahaya apa pun sesungguhnya bisa dikendalikan hingga tak menyebabkan kerugian. Satu contoh, bahan bakar bensin dan gas cair memiliki potensi bahaya kebakaran yang sangat besar. Namun dengan penanganan dan pengendalian yang baik, transportasi jutaan ton sehari-hari yaitu hal biasa. Demikian juga dalam produksi dan pemakaian pestisida yang memiliki potensi toksin, cuma menyebabkan petaka jika salah perlakuan atau karena kecerobohan.
Sumber – sumber Bahaya dalam Laboratorium
Pada dasarnya, sumber-sumber bahaya dalam laboratorium bisa digolongkan menjadi tiga, yaitu :
- Bahan-bahan kimia yang berbahaya yang perlu kita kenal jenis, sifat, cara penanganan, dan cara penyimpanannya. Misalnya : bahan kimia beracun, mudah terbakar, eksplosif, dsb.
- Tehnik percobaan yang mencakup pencampuran bahan distilasi, ekstraksi, reaksi kimia, dansebagainya.
- Fasilitas laboratorium yaitu gas, listrik, air, dsb.
Ketiga sumber tersebut diatas saling terkait, namun praktis potensi bahaya terdapat pada kekhasan sifat bahan kimia yang dipakai. Semasing sumber beserta keterkaitannya perlu dipahami lebih detail supaya bisa memprediksi setiap kemungkinan bahaya yang mungkin berlangsung sehingga dapat mencegah atau menghindarinya. Diluar itu, perlu juga dipahami tentang alat pelindung diri dan cara penanggulangannya apabila terjadi kecelakaan.
Penanganan Kecelakaan Kerja di Laboratorium
Laboratorium adalah tempat kerja yang berpotensi muncul kecelakaan. Walau kecelakaan kecil dan ringan, tetaplah adalah kecelakaan yang mungkin saja menyebabkan dampak yang semakin besar.
Sumber bahaya yang berpotensi menyebabkan kecelakaan dapat berbahan kimia, bahan biologis, radiasi, aliran listrik, dan yang lain. Semua itu bisa membuat dampak yang tidak diinginkan seperti keracunan, iritasi, ledakan sampai kebakaran.
Di bawah ini adalah tips cara penanganan awal sebagai pertolongan pertama (P3K) pada kecelakaan kerja di Laboratorium kimia :
Luka bakar akibat zat kimia
- Terkena larutan asam
kulit segera dihapuskan dengan kapas atau lap halus
dicuci dengan air mengalir sebanyak-banyaknya
Setelah itu bersihkan dengan 1% Na2CO3
lalu cuci lagi dengan air
Keringkan dan oleskan dengan salep levertran. - Terkena logam natrium atau kalium
Logam yang nempel selekasnya di ambil
Kulit dicuci dengan air mengalir kira-kira selama 15-20 menit
Netralkan dengan larutan 1% asam asetat
Dikeringkan dan oleskan dengan salep levertran atau luka ditutup dengan kapas steril atau kapas yang sudah dibasahi asam pikrat. - Terkena bromin
Segera dicuci dengan larutan amonia encer
Luka itu ditutup dengan pasta Na2CO3. - Terkena phospor
Kulit yang terkena segera dicuci dengan air sebanyak-banyaknya
Lalu cuci dengan larutan 3% CuSO4.
Luka bakar akibat benda panas
Diolesi dengan salep minyak ikan atau levertran
Mencelupkan ke air es secepat-cepatnya atau dikompres hingga rasa nyeri agak berkurang.
Luka pada mata
Terkena percikan larutan asam
• Jika terkena percikan asam encer,
• Mata bisa dicuci dengan air bersih kurang lebih 15 menit terus-menerus
• Dicuci dengan larutan 1% Na2C3
Terkena percikan larutan basa
• Dicuci dengan air bersih kurang lebih 15 menit terus-menerus
• Dicuci dengan larutan 1% asam borat dengan gelas pencuci mata
Keracunan
Keracunan zat melalui pernapasan
Akibat zat kimia karena hirup Cl2, HCl, SO2, NO2, formaldehid, ammonia.
- Menghindarkan korban dari lingkungan zat itu, lalu pindahkan korban ke tempat yang berudara segar.
- Jika korban tak bernafas, selekasnya berikanlah pernapasan buatan lewat cara menekan sisi dada atau pemberian pernapasan buatan dari mulut ke mulut korban
Jika berlangsung kecelakaan laboratorium, baiknya segera menghubungi Badan Layanan/personel seperti :
- Biological Safety Officer
- Pejabat laboratorium
- Engineering/Water/Gas/Electrical
- Satpam