Panduan Inspeksi dan Perawatan Alat Pelindung Jatuh

perawatan alat pelindung jatuh
Source : Google Image

Banyak faktor yang menjadi penyebabnya pekerja dapat terjatuh dari ketinggian. Occupational Safety and Health Administration (OSHA) menyebutkan kalau resiko terjatuh dapat bergantung pada sebagian faktor, salah satunya yaitu manusia, peralatan, dan kondisi lingkungan kerja. Lalu, kenapa pekerja yang mengenakan peralatan pelindung jatuh masih punya potensi besar alami jatuh dari ketinggian?

Perlu Anda ketahui, tersedianya alat pelindung jatuh ditempat kerja tidak serta merta secara langsung dapat mengurangi angka kecelakaan kerja. Mengapa? Kurangnya pelatihan untuk pekerja yaitu salah satu alasannya. Pemilihan peralatan yg tidak tepat dan kurangnya penekanan terhadap perlunya penggunaan peralatan dengan benar juga jadi penyebabnya.

Satu hal yang tidak kalah penting, tetapi sering diabaikan yaitu, pemakaian alat pelindung jatuh yang buruk/tak layak akibat biasanya penggunaan dan terkena paparan dari waktu ke waktu, terlepas dari merk atau produsen. Masalahnya yaitu masih banyak alat pelindung jatuh ditempat kerja yang luput dari kontrol dan perawatan secara rutin.

Oleh karena itu, dalam rencana menjaga performa alat pelindung jatuh sebagai solusi keselamatan untuk melindungi seseorang dari kecelakaan kerja, maka komponen alat pelindung jatuh perseorangan, anchorage connectors, body wear, dan komponen penghubung yang lain harus diperiksa dan dipelihara secara sistematis.

Inspeksi dan Perawatan Alat Pelindung Jatuh

Alat pelindung jatuh harus diperiksa secara visual sebelum digunakan. Pemeriksaan berkala oleh orang yang kompeten untuk mengecek kerusakan atau keausan alat harus dilakukan setidaknya setiap 6 bulan.

Frekuensi penggunaan yang sering dan tingginya jumlah paparan di area kerja membutuhkan inspeksi alat pelindung jatuh yang lebih sering. Prosedur pemeriksaan harus dibuat tertulis dan setiap pemeriksaan harus didokumentasikan. Juga penting untuk mengikuti rekomendasi produsen pada saat melakukan inspeksi dan perawatan alat pelindung jatuh. Lakukan penggantian jika peralatan sudah tidak layak pakai atau telah kedaluwarsa.

Inspeksi Harness dan Body Belt

Untuk memeriksa harness atau body belt, sebaiknya ikuti prosedur berikut:

  • Webbing – Lakukan pemeriksaan secara visual atau dengan cara memegang webbing. Pegang webbing dan bengkokkan membentuk huruf “U”. Lihat apakah ada kerusakan atau tanda-tanda keausan seperti koyak, berserabut, kerusakan pada jahitan, perubahan warna pada jahitan, atau berjamur.
  • D-Rings/ Back Pads – Periksa kondisi ring D untuk mengetahui tanda-tanda kerusakan seperti retak, bengkok, atau berkarat. Batang ring D harus berada pada posisi 90 derajat terhadap sumbu panjang pada harness dan harus dapat berputar secara bebas. Bila Anda menemukan keadaan ring D yang tidak normal, jangan sekalipun menyepelekannya. Hal ini dikarenakan ring D merupakan satu-satunya bagian yang akan menahan hentakan saat pekerja terjatuh.
  • Buckle – Periksa buckle (gesper) untuk mendeteksi kerusakan seperti retak, bengkok, berkarat, dan tidak dapat mengunci dengan sempurna. Paku keling pada buckle harus kuat dan tidak dapat digerakkan oleh jari. Sisi dan kepala paku keling harus rata terhadap material. Paku keling yang bengkok akan gagal dalam menahan guncangan. Jangan gunakan full body harness bila terdapat kerusakan pada buckle.

Inspeksi Lanyard

Ketika Anda melakukan inspeksi pada lanyard, lakukan pemeriksaan mulai dari salah satu ujung hingga ke ujung yang berlawanan. Periksa seluruh bagian lanyard termasuk pada bagian sambungan.

  • Snap – Periksa cermat kelainan, retak, karat di permukaan hook dan matanya. Pengunci harus tetap sesuai dengan dudukannya, tidak bengkok, berubah, atau terhalang. Per pengunci harus terpasang dan dapat menekan dengan gaya yang cukup dan merata.
  • Thimbles (sarung penutup) – Sarung penutup harus merata berada pada mata sambungan, dan sambungan tidak boleh longgar atau terpotong rajutannya. Ujung dari sarung ini harus bebas dari sisi/ pinggiran yang tajam serta tidak memiliki kelainan atau retak.
  • Web Lanyard – Lengkungkan lanyard ke pipa, perhatikan setiap sisi dari web lanyard. Lanyard yang berubah warna, retak, hangus adalah tanda-tanda nyata dari kerusakan akibat panas, bahan kimia, atau paparan sinar ultra violet. Periksa juga terhadap kerusakan jahitan.
  • Rope Lanyard – Periksa lanyard dari ujung ke ujung dan lihatlah apakah terdapat tanda-tanda keausan, kerusakan, dan fiber yang terpotong. Performa lanyard yang berkurang akibat penggunaan pada beban yang ekstrem akan terlihat dengan adanya perubahan diameter. Diameter tali harus sama secara menyeluruh.

Inspeksi Self-Retracting Lifeline

Untuk memeriksa self-retracting lifeline, baiknya ikuti prosedur tersebut :

  • Check permukaan lifeline, pastikan lifeline terpasang kuat pada anchor point, tak ada kerusakan, retak, kelainan, atau keausan.
  • Check kekuatan daya tarik pada lifeline. Jangan gunakan lifeline, jika kekuatan daya tarik lifeline saat terjadi guncangan atau tarikan tak maksimal atau tak fleksibel.
  • Lifeline harus di check secara teratur untuk mendeteksi ada tanda-tanda kerusakan seperti tali jadi renggang, retak, koyak, berserabut, atau jahitannya rusak.

Perawatan Alat Pelindung Jatuh

Perawatan dasar akan membuat alat pelindung jatuh Anda lebih tahan lama dan bertahan performanya. Penyimpanan alat sama pentingnya dengan bersihkan peralatan dari kotoran, bahan-bahan penyebab korosi atau kontaminan.

Cara Membersihkan :

Bahan nilon dan poliester :

  • Lap semua permukaan yang kotor dengan spons yang dibasahi dengan air sabun/deterjen, lalu bilas dengan air bersih
  • Gantung dan biarlah kering dengan sendirinya
  • Jauhi menjemur dekat sumber panas atau dijemur langsung dibawah cahaya matahari dalam periode waktu yang lama
  • Janganlah mengeringkan peralatan berbahan ini menggunakan mesin pengering atau dryer

Cara Menyimpan :

Tempat penyimpanan alat pelindung jatuh harus bersih, kering, dan bebas dari paparan gas berbahaya, panas berlebihan, sinar ultraviolet, atau material yang bersifat korosif.