Penerapan Keselamatan Kerja di Perkebunan Kelapa Sawit

penerapan k3 di perkebunan kelapa sawit
Source : Google Image

Aplikasi safety di perkebunan kelapa sawit tak mudah di terapkan karena tenaga kerja terutama pekerja lapangan memiliki tingkat pendidikan yang rendah sehingga sulit untuk mengaplikasikan budaya safety atau keselamatan kerja yang aman apalagi pekerja lapangan selalu berhubungan dengan alat-alat kerja yang tajam seperti parang, cangkul, dodos dan bahan-bahan kimia baik pestisida dan pupuk. Berikut tahapan yang harus di lakukan berdasarkan pengalaman saya untuk membentuk budaya keselamatan kerja yang baik dan sistem safety yang berkelanjutan :

1Safety Talk

Sebagian besar staff perkebunan kelapa sawit telah berpendidikan sarjana sehingga sebagai orang yang bertanggungjawab pada terhadap keselamatan para pekerja harus mampu melakukan sosialisasi tentang cara aman bekerja. Di saat apel pagi atau muster morning adalah saat yang tepat untuk menyelipkan pesan-pesan penting tentang keselamatan kerja setidaknya 5-10 menit. Sebagai contoh seorang asisten menjelaskan pentingnya pemakaian masker untuk tim penyemprotan bagi kesehatan pekerja lalu esok hari dijelaskan lagi penggunaan avron, penjelasan safety harus bertahap.

2Monitoring penggunaan alat- alat keselamatan kerja

Jika proses safety talk telah berjalan dan dipahami oleh para pekerja maka akan dilanjutkan dengan monitoring penggunaan alat-alat safety oleh para supervisi/mandor lapangan, setiap supervisi harus mempunyai buku monitoring safety karyawan di mana buku itu mencantumkan nama pekerja dan alat-alat safety, sebagai contoh untuk pemanen ditulis nama pemanen dan juga alat-alat safety yang harus di bawa dan digunakan seperti sarung dodos, helm, sarung tangan, kacamata dan sepatu setiap item yang tuls dicek oleh supervisi apakah telah dibawa atau tidak.

3Sosialisasi danAplikasi MSDS (Material Safety Data Sheet)

Sosialisasi MSDS ini sangat penting apalagi dalam penggunaan bahan-bahan beracun/kimia seperti pestisida dan pupuk. Lembaran MSDS terdiri dari panduan bahan aktif, bahaya dan gejala, peralatan perlindungan dan tindakan menghindari kecelakaan dan P3K/firsd aid. Cara sosialiasasi MSDS ini di lakukan dengan cara melaminating lembaran MSDS yang akan di berikan pada staff lapangan dan supervisi. Untuk tahap awal para asisten lapangan/supervisi membacakan dan sosialisasi MSDS ini dilakukan saat karyawan akan bekerja, selanjutnya setelah memahami dan tahu karyawan secara bergantian diminta menjelaskan kembali MSDS itu setelah sosialisasi dalam beberapa bulan maka akan dilakukan pertanyaan acak kepada karyawan dan sekaligus memperpraktekkan : Sebagai contoh staff lapangan ajukan pertanyaan ‘ Ujang jika racun terkena mata apa yang harus di lakukan? ‘ jika siujang memahami MSDS maka akan menjawab secara spontan ‘Segera dibasuh dengan air bersih secara mengalir selama 15 menit sambil membuka kelopak mata’ setelah itu si ujang akan mensimulasikan di depan karyawan yang lain. Pada MSDS telah ada tindakan P3K jika racun terkena mata, kulit, terhirup dan tertelan hingga tindakan dasar P3k telah diketahui oleh karyawan.

4Pembuatan nearmiss

Dalam safety kita mengenal piramida safety, jika dalam 10000 peristiwa hampir celaka jika tidak diantisipasi dengan baik menimbulkan 600 kecelakaan kecil dan akan mengakibatkan 1 fatality atau kematian tentunya kita akan menghindari korban salah satu upaya menghindari hal itu dengan pembuatan “sistem nearmiss”. Arti nearmiss hampir sama dengan hampir celaka penerapan nearmiss di perkebunan kelapa sawit bisa dilakukan dengan cara sebagai contoh jika kita menemui mobil karyawan dengan kondisi ban gundul maka akan di buat laporan dalam form nearmiss di mana sopir harus bertanda tangan dan di beri tempo segera mengganti ban selama belum ada pergantian ban maka mobil tidak bisa beroperasi. Setiap asisten lapangan diwajibkan membuat form nearmiss sebanyak 5 -10 dengan solusinya setiap bulannya. Dengan dibuatnya nearmiss setiap bulan diharapkan hal-hal yang hampir celaka bisa diantisipasi sebelumnya.

5Rapat safety bulanan

Dalam satu kebun/estate atau PT dibentuk tim P2K3l yang terdiri pimpinan tinggi kebun, manager, asisten dan mandor2 di perkebunan yang di bagi menjadi beberapa seksi yaitu seksi kendaraan, panen, perawatan dan lingkungan dalam setiap bulan mengadakan rapat evaluasi tentang pelaksanaan safety dan lingkungan dan program dan perbaikan yang akan dilakukan.

6Reward dan Punishment (penghargaan dan hukuman/sangsi)

Jika sosialisasi sudah berjalan dengan baik maka akan diterapkan sistem denda dan penghargaan sebagai contoh jika karyawan tidak memakai helm maka akan di denda sebanyak Rp 50.000 di setorkan pada pengurus serikat pekerja dan dalam bentuk penghargaan sebagai contoh akan diberikan reward secara kejutan jika karyawan didapati berkendara dengan surat lengkap dan dengan motor yang standard maka akan di beri hadiah uang atau barang. Aplikasi safety di perkebunan kelapa sawit bukanlah hal yang mudah karena perkebunan kelapa sawit adalah industri padat karya dengan memperkerjakan sebagaian besar tenaga dengan pendidikan yang masih rendah sehingga pelaksanaan safety pada awalnya sangat menjengkelkan dan melelahkan bagi para pekerja. Dapat dibayangkan tidak terbiasa menggunakan helm standard diminta harus menggunakan helm standard pasti muncul beragam resistensi dari beberapa pekerja. Jika sudah terbentuk budaya keselamatan kerja yang baik maka akan di bisa pertanyaan dari karyawan seperti ini ” pak sarung tangan semprot saya robek tolong pak secepatnya di ganti ” atau ” pak avron semprot saya sudah lama sekarang sudah tipis cepatlah pak diganti dengan yang baru “.